Breaking News

Jumat, 09 Oktober 2015

khayalan manusia yang ingin pergi ke masa depan, dengan adanya teori Dilatasi Waktu ( perubahan waktu ) 


Assalamualaikum . WR . WB
            Mungkin yang membuat kami memposting ini adalah keunikan dari peristiwa di bawah ini, pahami secara seksama.
 kisah perjalanan dua saudara kembar yang berpisah. Salah seorang dari saudara kembar (A) tersebut tinggal di Bumi dan saudara kembar lainnya (si traveler(B)) terbang keluar angkasa kesebuah planet di tata surya yang jauh dengan kecepatan cahaya dan kembali kebumi dengan kecepatan yang sama. Setelah mereka bertemu kembali dibumi mereka menemukan fakta bahwa umur si kembar yang mengadakan perjalanan (si traveler) lebih muda daripada umur saudaranya (A) yang tetap tinggal dibumi, disebabkan si traveler mengalami phenomenon time dilation atau fenomena dilatasi waktu  dalam perjalanannya.
Dari cerita tersebut bisa di gambarkan seperti ini,






Nah, maka dari itu keunikan yang di alami 2 orang kembar tersebut membuat kami ingin mempelajarinya, mari kita bahas bersama – sama.
            Dari kisah tersebut yang membuat dan menyebabkan perbedaan umur adalah karena kerangka acuannya, kerangka acuan yang berbeda dan pergerakan yang berbedan, akan mempengaruhi semua keadaanya, ya salah satunya adalah perbedaan umur, bahkan detak jantung seseorang bisa melambat.
            Lalu apa hubungannya dengan kerangka acuan, apa yang di maksud krangka acuan ?, ya perbedaannya karena pergerakannya, jadi masudnya adalah kecepatan dari krangka acuannya, di sini bisa di katakan krangka acuan itu adalah tempat yang iya duduki, seperti cerita di atas, si A menduduki di bumi (kerangka acuan bumi), sedangkan si B berada krangka acuan yang bergerak ( roket misalnya ). Menurut teori relativitas albert enstein, kerangka acuan/kendaraan yang mendekati kecepatan cahaya akan mengalami peruahan waktu, waktu tersebut yang berada di dalam krangka acuan kendaraan akan melambat sedangkan di bumi waktu terasa normal, hal itu biasa di sebut dilatasi waktu.  
            Kami memiliki sebuah kisah lagi, mungkin ini akan mudah di pahami,
“ ada seorang astronot yang meluncur pergi ke luar angkasa mengunakan roket yang berkecepatan hampir mendekati kecepatan cahaya. Setelah keluar dari atmosfer bumi dan merasakan tidak adanya gravitasi lagi, roket itu berhenti meluncur dan berdiam diri di sana, menurut seorang astronot, dia menghabiskan waktu di luar angkasa selama satu jam lamanya, setelah itu astronot balik lagi ke bumi dengan kecepatan yang sama, keanehan pun terjadi ketika seorang astronot turun ke bumi, maka bumi sudah menghabiskan waktu kurang lebih satu hari, seorang astronot itupun bertanya kepada orang – orang bumi, dan benar ternyata sudah melewati satu hari di bumi, astronot pun terheran mengapa demikian, padahal seorang astronot merasa bahwa dia pergi hanya dalam waktu satu jam, tapi di perubahan bumi hingga menjadi satu hari.”
           

            Dapat di pahami bahwa keadaan tersebut, hampir sama seperti kisah di atasnya, para ilmuan menyatakan bahwa hal ini kita bisa pergi ke masa depan, kalau kami pikir jika kita pergi ke luar angkasa dengan kendaraan yang berkecepatan menghampiri kecepatan cahaya dalam waktu 1 – 5 tahun maka bumi akan semakin tua. Hehehehehe, misal kami pergi ke luar angkasa pada tahun 2016 dan kami pergi selama 5 tahun ( menurut kami yang sedang keluar angkasa ), maka jika kami kembali lagi ke bumi, mungkin bumi tahunnya menjadi 2100, agan – agan yang seumuran sudah tiada lagi, hehehehehe.

            albert Einstein mengemukakan rumus dari dilatasi waktu tersebut. Hubungan antara waktu (baik waktu pengamatan pada saat diam ataupun waktu pada saat bergerak), kecepatan cahaya dan juga kecepatan benda bergerak adalah sebagai berikut, lihat secara sesama rumus di bawah ini :



dimana t’ waktu pada benda diam, sedangkan t adalah waktu pada benda bergerak, v adalah kecepatan benda bergerak, sedangkan c adalah kecepatan cahaya yaitu: 3 x 108 m/s atau 1.080.000.000 km/jam.
Sekarang kita ambil contoh misalkan kita bergerak dengan mobil kita terus menerus selama 100 tahun (misalkan! :D ) dengan kecepatan 100 km/jam. Mula-mula kita konversikan dulu kecepatan 100 km/jam menjadi 27.8 meter/detik. Bagi mereka yang belum bi(a)sa mengkonversikan dari satuan km/jam menjad meter/detik, caranya adalah sebagai berikut:

 100 km/jam = 10000 m/3600 s = 27,8 m/s.
Lalu sesudah itu kita masukkan kecepatan tersebut ke dalam rumus dilatasi waktu seperti di atas:
{t}_{1}=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{{v}^{2}}{{c}^{2}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{{27.8}^{2}}{({3\:X\:{10}^{8})}^{2}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{772,84}{9\:X\:{10}^{16}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{1}
{t}_{o}\:=\:100
Dengan memakai kalkulator kita tentu dengan mudah dapat menghitungnya. Kita dapat melihat di sini bahwa kalau kita bergerak ‘hanya’ dengan kecepatan 100 km/jam dalam waktu 100 tahun, maka waktu pada benda diam dan waktu pada benda bergerak perbedaan sangat sangat sangat kecil sekali, sehingga bisa diabaikan. Alias 100 tahun pada benda diam sama dengan 100 tahun pada benda yang bergerak secepat 100 km/jam. Nah, sekarang coba kalau kita naik pesawat ruang angkasa dengan kecepatan 0,7 kali kecepatan cahaya (0,7c) atau 0,7 X 1.080.000.000 km/jam = 756.000.000 km/jam. Kita masukkan ke dalam rumus, maka:
{t}_{1}=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{{v}^{2}}{{c}^{2}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{{(0,7c)}^{2}}{{c}^{2}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\frac{{0,49c}^{2}}{{c}^{2}}}}
100=\frac{{t}_{o}}{\sqrt{1-\:0,49}}
100=\frac{{t}_{o}}{0,714}
{t}_{o}=71.4
Maka terlihat bahwa 100 tahun waktu di Bumi sama dengan 71.4 tahun waktu di pesawat luar angkasa yang melakukan perjalanan selama 100 tahun di Bumi. Sekarang kita coba masukkan kecepatan 0,8c, 0,9c, 0,95c, 0,99c, 0,999c ke dalam rumus di atas dan hasilnya:
0,8c ——-> t_o = 60 tahun
0,9c ——-> t_o = 43,6 tahun
0,95c ——> t_o = 31.2 tahun
0,99c ——> t_o = 14,1 tahun
0,999c —–> t_o = 4,48 tahun
Di atas kita melihat bahwa 100 tahun di Bumi sama dengan 4,48 tahun (kira2 4 setengah tahun lah!) waktu di pesawat angkasa yang bergerak dengan kecepatan 0,999c selama 100 tahun Bumi. Ini adalah setitik harapan bagi kita yang ingin menjelajahi bintang-bintang di galaksi lain yang jauhnya. Namun tentu saja ini bukan perkara yang mudah, selain kendala teknologi juga untuk menerbangkan pesawat luar angkasa yang besar dengan kecepatan 0,999c tentu memerlukan energi yang sangat sangat sangat besar, seluruh cadangan energi organik yang ada di Bumi sekarang belum tentu bisa menerbangkan pesawat luar angkasa ini sampai ke ujung galaksi, apalagi sampai ke galaksi lain! Untuk itu perjalanan angkasa seperti ini nampaknya belum akan terwujud dalam waktu dekat ini.
Nah apakah anda tertarik untuk mengarungi luar angkasa dengan kecepatan 0,999c seperti ini agar ‘lebih awet muda’? ‘Awet muda’ di sini dalam tanda kutip karena memang andaikan kita mengarungi angkasa selama 4,5 tahun dengan pesawat angkasa tersebut (yang sama dengan 100 tahun di Bumi) kita memang hanya merasakan 4,5 tahun seperti 4,5 tahun hidup normal di Bumi, bukan merasakan 100 tahun di Bumi dengan badan tetap muda yang hanya bertambah 4,5 tahun! Bukan! Sekarang, andaikan kita kembali dari perjalanan ruang angkasa kita (yang kita rasakan hanya 4,5 tahun) kembali ke Bumi, ternyata Bumi telah berubah selama 100 tahun secara teknologi dan sosio-kultural. Kita merasa sangat terasing di Bumi kita, kita melihat peralatan canggih dan teknologi yang belum kita kenal pada saat kita berangkat dari Bumi. Peradaban dan sosio-kultural juga mungkin sudah berubah banyak selama 100 tahun belakangan di Bumi. Dan yang paling membuat kita sedih adalah orang-orang yang kita kenal dan kita cintai mungkin sudah lama meninggalkan kita


 Jadi maksudnya bahwa jika seorang pria menjauhi kembarnya dekat dengan kecepatan cahaya, ketika ia kembali (juga dekat dengan kecepatan cahaya) ia akan menemukan bahwa kembarannya telah berusia lebih tua dari dia. Karena semua proses – kimia, biologi, mekanik, dll – dibatasi oleh kecepatan cahaya, penuaan biologis bepergian itu akan memperlambat seperti halnya jam kendaraan yang digunakannya bepergian. ini sudah terbukti ?

 Anda salah mengerti sepertinya. Proses kimia, biologi, dsb pada orang di pesawat yang menjauhi kembarannya akan tetap berjalan seperti biasa. umurnya juga 70-80 tahun. Tapi semua ini karenadiukur dari frame of reference orang di pesawat itu. Tapi jika diukur dari frame of referencekembarannya di bumi, maka waktu (dan semua proses) di pesawat itu akan terlihat lebih lama. Demikian juga orang di pesawat itu akan melihat waktu (dan semua proses) di tempat kembarannya berada, berjalan lebih lambat, walaupun menurut (frame of reference) kembarannya, waktu berjalan seperti biasa. Intinya semua tergantung frame of referencenya.



   posted by kelas 11 ipa 3 : 
  • Anjang Khairudin
  • Febria Enda Loita
  • Gia Nopita
  • Muhammad Aqila Abimanyu
  • Muhammad Tomy Adam
  • Mutiara Chairunisa
  • Putri Rizkha F
  • selly Adinda
  • Silvya Febrianti
  • Thalita Salsabila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Designed By Published.. Blogger Templates